Batu-batu Marmer Tersebut Diolah Menjadi Berbagai Macam Kerajinan
Batu-batu Marmer Tersebut Diolah Menjadi Berbagai Macam Kerajinan
Keterangan Panjang Lebar Tebal 1 21 10,5 6 Ukuran panjang, lebar dan tebal 2 21 10,5 6 tidak terjadi 3 21 10,5 6 penyimpangan 4 21 10,5 6 5 21 10,5 6 Analisis: Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa paving stone baik tanpa limbah marmer mupun dengan limbah marmer ukurannya tepat, dari 5 benda uji tidak terjadi adanya penyimpangan baik panjang, lebar, tebal dengan demikian dihasilkan paving stone yang baik, bagus dan memenuhi standar. Hasil pengujian kuat tekan. 21 cm x 10,5 cm x 6 cm. Tabel 5.
Batu-batu Marmer Tersebut Diolah Menjadi Berbagai Macam Kerajinan |
Batu-batu Marmer Tersebut Diolah Menjadi Berbagai Macam Kerajinan |
Rekapitulasi Hasil Penelitian Kuat Tekan Rata-rata Paving stone dengan 5 buah benda uji No. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Limbah marmer dapat digunakan sebagai bahan pendukung pada pembuatan paving stone. 7. Paving stone dari bahan pendukung yang menggunakan limbah marmer pada komposisi 0,8Pc : 0,2 Lm : 5 Ps , menghasilkan kuat tekan yang lebih besar dari paving stone stone kontrol. 8. Paving stone dari bahan pendukung yang menggunakan limbah marmer pada komposisi Selain 0,8Pc : 0,2 Lm : 5 Ps , menghasilkan kuat tekan yang lebih kecil dari paving stone stone kontrol.
Sejumlah penelitian teknologi konstruksi terus dikembangkan dengan tujuan dapat menghasilkan teknologi konstruksi yang tepat guna, mudah dalam pengerjaan, serta efisien dalam pembiayaan. Penelitian bahan material alternatif merupakan sesuatu yang sering dijadikan obyek penelitian, sebab dengan ditemukan bahan alternatif yang tepat, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi biaya. Paving stone merupakan bahan bangunan untuk lantai dalam maupun luar bangunan, tempat parkir, jalan, trotoar dan sebagainya.
Paving stone menjadi pilihan masyarakat karena mudah dalam pemasangan, mudah diperbaiki, mudah dalam pemeliharaan dan mempunyai bentuk yang indah dan beragam, mudah meresap air, selain itu dari segi biaya, paving stone juga cukup ekonomis. Pada perkembangannya dalam pembuatan paving stone dapat ditambahkan bahan pembantu yang dapat memperbaiki sifat yang dihasilkan, ataupun untuk mengurangi jumlah pemakaian Semen, supaya lebih ekonomis. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut digunakan limbah marmer sebagai bahan pengikat paving stone. Batu marmer didapat dari gunung yang terletak di wilayah Campurdarat Kabupaten Tulungagung.
Batu-batu marmer tersebut diolah menjadi berbagai macam kerajinan, diantaranya patung, meja, fandel dan sebagainya. Limbah marmer berupa serbuk berwarna putih kemerahan, apabila limbah marmer dicampur dengan air maka akan mengeras, karena berupa serbuk maka dapat berfungsi sebagai bahan pengikat. Fe2O3 0.37% dari hasil ini terlihat komposisi utama limbah marmer adalah zat kapur ( Skripsi Priyo Subekti 2007 ). Sebagian senyawa tersebut jaga terdapat dalam semen, bahkan kadar senyawa CaO dalam limbah marmer hampir sama dengan semen, yaitu 52.29% pada limbah marmer dan 60-67% pada semen.
Dalam proses pembuatan kerajinan itulah batu marmer yang semula berukuran besar dipotong menjadi berbagai ukuran menurut kebutuhan dengan menggunakan gergaji. Selama melakukan penggergajian inilah di peroleh limbah marmer yang berlimpah. Fe2O3 0.37 Sumber : PT. Bahan pendukung yang di maksud disini adalah limbah serbuk penggergajian marmer yang di gunakan untuk bahan pendukung pembuatan paving stone. Dimana limbah serbuk marmer mengurangi komposisi jumlah semen dalam pembuatan paving stone.
9. Limbah marmer masih dapat digunakan untuk mensubtitusi semen, hal ini dapat dilihat dari hasil uji kuat tekan paving stone dengan komposisi 0,8Pc : 0,2 Lm : 5 Ps. 0,8Pc : 0,2 Lm : 5 Ps kuat tekan paving stone 2,04% dari komposisi campuran 1Pc : 0 Lm : 5 Ps. Bagi para peneliti selanjutnya, supaya mengembangkan penelitian tentang limbah marmer pada beton atau bahan bangunan yang lain. Sebaiknya limbah marmer yang digunakan adalah limbah marmer yang bersih dari kotoran atau bebatuan. Untuk peneliti berikutnya supaya dilakukan uji material terhadap limbah marmer, karena dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan uji material yang disebabkan oleh keterbatasan waktu dan biaya. Daftar Pustaka DPU (1990), SKSNI T-15-1990-03. Tatacara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. DPU LPMB. Bandung Departemen Perindustrian, SII 078-75, Kekerasan Pasir untuk Adukan Beton. Departemen Perindustrian, SII 0077-75. Kadar Organik di dalam Agregat Halus Aduk Beton. Ilmu dan Tekhnologi Bahan (Terjemahan) Edisi keempat. 2008), Studi Pemakaian Agregat Limbah Marmer Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada Beton, Bandung: Universitas Komputer Indonesia Subakti, Aman, 1994. Teknologi Beton dalam Praktek.
Adapun rangkaian hasilnya adalah: Hasil Penelitian 1. Semen Dalam penelitian ini semen yang dipakai adalah Semen Portland Jenis I yang diproduksi oleh PT. Semen Gresik, yang ada dipasaran Surabaya, dan dalam penelitian ini tidak dilakukan penelitian yang bersifat khusus. 2. Air Dalam penelitian ini air yang digunakan adalah air dari PDAM. Air ini dianggap telah memenuhi syarat sebagai bahan campuran beton, dan tidak dilakukan penelitian secara khusus. 3.
Pasir Hasil analisis pada bahan pasir sebagai benda uji adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Penelitian Pasir No Pengujian Hasil 1. Berat Jenis (SSD) 2,84 gram 2. Berat jenis kering oven 2,71gram 3. Berat jenis pasir nyata 3,13 gram 4. Penyerapan 5,04 % 4. Limbah marmer Hasil analisis pada bahan limbah marmer sebagai bahan benda uji adalah : Berat jenis limbah marmer : 2.77 gram Kotoran organik : warna yang terjadi lebih muda dari warna standar Penyajian dan Pengolahan Data. Bentuk fisik paving stone.
Data-data yang diperoleh pada tahap penelitian berupa angka-angka maka cara menyajikannya dipakai tabulasi data, serta data dalam tabel tersebut masih merupakan data yang belum diolah. Data yang akan disajikan adalah hasil analisa benda uji meliputi bentuk fisik paving stone antara lain keadaan, bentuk, dan ukuran paving stone. Analisis: Dari tabel tersebut menunjukkan paving stone yang tanpa maupun dengan campuran limbah marmer hasilnya bagus, dengan demikian tidak terjadi penyimpangan bentuk dan memenuhi standar.
Ukuran Paving Stone Hasil penelitian fisik ukuran yang meliputi panjang, lebar dan ketebalan pada benda uji paving stone teruji dalam tabel berikut ini. Dengan perlakuan yang sama pada pembuatannya yakni pemadatan secara bertahap didapat bentuk dan ukuran paving stone yang tidak menyimpang dari standart yang ditetapkan, hasil penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Pengujian Ukuran Paving Stone dengan Komposisi : (1)1Pc : 0Lm:5 Ps ; (2) 0,8Pc : 0,2 Lm:5 Ps; (3) 0,6Pc : 0,4Lm : 5 Ps; (4) 0,6Pc : 0,4Lm : 5 Ps; (5) 0,2Pc : 0,8 Lm : 5 Ps Ukuran No.
Pada umumnya paving stone yang diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang lebih tinggi. Bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan, lalu disimpan pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung serta dari hembusan angin yang berlebihan. Segi keindahan tersebut dapat tercapai karena disamping bentuk dan warna bahan tersebut di dalam pemasangan selalu dapat mengikuti berbagai macam model menurut lokasi setempat.
Sehingga beberapa ahli berpendapat bahwa bata beton yang digunakan untuk lantai tersebut akan mempunyai masa depan yang baik jika diterapkan dan dikembangkan lebih lanjut. Melihat makin kompleknya penggunaan bahan paving stone untuk jalan serta manfaat-manfaat yang lebih besar, maka perlu lebih ditingkatkan kualitas dan mutu dari bahan tersebut. Oleh karena itu peneliti berusaha menggali dan memanfaatkan bahan material lain yaitu limbah marmer yang berasal dari limbah industri kerajinan marmer untuk dijadikan bahan pengikat paving stone. ANALISA DATA Dalam bab ini dijelaskan rangkaian laporan yang merupakan hasil dan analisa dari penelitian bahan paving stone.