Prasasti Batu Granit, Pusat Prasasti Marmer Tulungagung

Prasasti Batu Granit, Pusat Prasasti Marmer Tulungagung

Untuk marmer ini sendiri memiliki warna yang cenderung putih kearah cream dan Granit ini sendiri memiliki warna hitam yang mengkilap . Papan Nama ini biasa diletakkan diatas meja sebagai hiasan atau biasa dikenal papan nama penjabat . Untuk ukuran kami selalu menyediakan banyak stock mulai dari ukuran kecil sampai ukuran terbesar , dengan berbagai jenis batuan . Marmer dan Granit ini sendiri memiliki keunggulan sendiri . 30x40cm, 40x60cm, 60x90cm. Dengan ukuran yang beragam tentunya harga yang kami tawarkanpun juga beragam, mulai dari dari 275.000 sampai dengan 1.225.000 per pcs. Kami juga melayani pembelian partai. Jika anda membeli dalam jumlah yang banyak tentunya akan ada harga khusus yang akan kami berikan. Jika anda ingin mengetahui lebih jelas mengenai pembuatan dan workshop kami silahkan datang dan kunjungi langsung UD BINTANG ANTIK SEJAHTERA yang beralamatkan di Jln Kanigoro GG 4 No 35 Ds Blumbang Kec Campurdarat Kab Tulungagung. Bintang Antik Sejahtera adalah pengrajin marmer Online yang Terpercaya sejak tahun 2009 sampai dengan saat ini. Usaha marmer kami sudah berdiri sejak tahun 1999 yang lalu, Alhamdulillah ditahun 2009 kami mulai memasarkan secara oline untuk menjual segala produk-produk marmer baik berupa lantai dan dinding maupun berupa kerajinan-kerajinan marmer dan Onix Motto Kami adalah : Marmer Online Aman Murah, Terpercaya.

Prasasti Peresmian Bahan Granit
Prasasti Peresmian Bahan Granit

Prasasti Marmer Hitam Bandung Terbaru

Pusat Marmer Tulungagung merupakan salah satu anak binaan Bintang Antik Sejahtera memproduksi segala jenis kerajinan yang terbuat dari bahan baku batu marmer asli produk lokal dari kota Tulungagung. Memproduksi Prasasti Granit Bandung. Prasasti Granit Bandung adalah salah satu koleksi produk dari Pusat Marmer Tulungagung, banyak macam dan jenis prasasti seperti taman makam prasasti, prasasti pnpm, prasasti granit, makam marmer, batu peresmian, makam granit, Prasasti makam, prasasti marmer, prasasti peresmian, nisan makam, nomer rumah dan lain-lain. Prasasti Granit Bandung banyak sekali hasil karya kami yang kami buat dan berbagai macam kebutuhan yang berbeda-beda , mulai dari Papan nama sampai Prasasti sesuai dengan permintaan konnsumen . Untuk papan nama ini kami buat dari bahan batuan alam yaitu Granit atau bisa dikenal Black Nero kualitas batuan ini sangatlah bagus. Prasasti ini sangat cocok digunakan untuk Papan nama rumah , Peresmian Gedung , Papan nama Penjabat . Kerajinan ini sendiri memiliki dua jenis bahan batuan yaitu Marmer dan Granit .

Tahun 1887 A. J. W. Van Delden meninggal di Kobe, Jepang, mayatnya dibawa pulang ke Batavia & dimakamkan disini. Trus jalan lagi ke arah kanan, di pojokan gitu ada prasasti dari Monsignor Adami Caroli Claessens. Beliau pastur Katholik yg dateng ke Hindia Belanda di tahun 1847 bareng pastur J.Lijnen, trus beliau diangkat jadi pastur kepala di Batavia gantiin MGR. L. Prinsen, satu tahun kemudian jadi Uskup di Batavia sampe 1893. Di bawah kepemimpinannya, Katholik cukup menyebar luas sampe ke Cirebon, Magelang, Madiun, sampe Malang. Claessens punya jasa dengan bangun kembali Gereja Katedral yg sempet roboh di tahun 1890, tapi sayang sebelum gereja selesai beliau meninggal yg akhirnya diteruskan sama MGR. Masuk lebih ke dalam lagi, prasasti & makam yg ada tuh lebih banyak. Di area yg lebih dalam ini, ada makam dari istri Thomas Stamford Raffles yaitu Olivia Mariamne Raffles. Makam Olivia ini cukup ekslusif, ada tangga trus dikelilingin pagar & 4 pilar kecil gitu, batu nisannya juga terbuat dari batu andesit yg tulisannya dah nge-blur banget.

Prasasti Makam Marmer Tulungagung Terlengkap

Trus banyak juga makam-makan dsb yg gue foto tapi gak tau itu siapa, namanya di googling juga gak ada. Yah nasib karena kemaren emang gak pake guide, jadi pake pengetahuan seadanya aja. Untuk lokasi detail museum ini ada di Jl. Tanah Abang I No.1, RT.11/RW.8, Petojo Selatan, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Harga tiket masuk gue kemaren 5.000 (dewasa), kalo gak salah untuk mahasiswa 3.000 trus pelajar / anak-anak 2.000. Jam buka dari 09.00-15.00, tiap hari buka kecuali ada libur nasional & hari Senin. Oh iya walau tutupnya jam 15.00, tapi sering lho disini ada komunitas-komunitas yg datengnya malem, semacam wisata horor gitu lah. Kalo lagi ke Jakarta atau emang tinggal di Jakarta, jangan lupa deh mampir ke museum ini. Belajar sejarah, sekalian nyari spot-spot foto yg bagus. Kalo siang juga gak begitu panas soalnya banyak pohon gede & bertebaran kursi buat duduk, jadi asik banget lama-lama disini. Tapi jangan lupa bawa minum / cemilan sendiri ya, soalnya di area museum gak ada yg jualan (adanya di area luar pagar museum). Terakhir ini gue kasih liat juga foto-foto lainnya, ada beberapa nisan yg masih belum tau juga itu siapa haha.. FYI tujuan utama gue kesini sebenernya mau bikin tulisan tentang jejak Freemason di Jakarta, tapi karena pengalaman di tempat ini banyak juga & cukup berkesan, jadi gue buat juga deh dalam 1 artikel ini. Mungkin yg soal Freemason bakal gye publish di beberapa artikel ke depan.

Model Nisan Prasasti Design Custom
Model Nisan Prasasti Design Custom

Nisan Launy ini dibuat sama arsitek dari New York, R. E. Launitz. Nah, ada nih 1 cerita makam yg cukup ngeri. Konon kata penjaga di Museum Taman Prasasti, pernah di area ini ada suara nangis. Pas di telusuri, suara nangis itu dari prasasti punya Pieter Erberveld. Trus malah ada pernah kesaksian pengunjung yg ngeliat airmata keluar dari tengkorak yg ada di tembok nisan itu. Dia ini orang Indonesia campuran Jerman & Thailand. Dia punya usaha & tekad yg kuat untuk menentang pemerintahan Belanda di Batavia. Sekitar 288 tahun yg lalu, bersama Raden Kartadria & pengikutnya dia berencana mau bunuh massal semua warga Belanda. Tapi sayang, rencana ini gagal & Erberveld sama semua pengikutnya ditangkap trus semua dihukum mati. Hukuman mati untuk Erberveld cukup kejam, badan dari Erberveld ditarik sama 4 kuda ke 4 arah berlawanan sampai badan dari Erberveld pecah & isi badannya berserakan di jalan. Nah, peristiwa ini dikenal dengan nama "Pecah Kulit" trus lokasi tempat eksekusi ini sekarang dikenal dengan nama Kampung Pecah Kulit (Dulu nama jalannya Jacatra Weg, sekarang Jl.

Prasasti Batu Nisan Dari Batu Alam Kualitas Super

Trus ada lagi makam punya Nicolas Pascal yg meninggal tahun 1877, ada jam pasir di pojok bawahnya yg melambangkan waktu yg kekal di kehidupan manusia yg hanya sementara. Selain itu, simbol ini juga diartikan sebagai simbol antara atas & bawah, atau langit & bumi. Wah pokoknya banyak banget disini deh makam, prasasti, nisan, patung dll yg bersejarah dan gak mungkin gue sebutin satu persatu disini. Ada juga punya ahli sastra Jawa kuno Dr. Jan Laurens Andries Brandes yg batu nisannya berbentuk candi yg gak utuh, simbol bahwa beliau masih punya keinginan yg belum tercapai selama hidup. Sejarah Indonesia banyak yg diungkap sama Brandes, mulai dari Kitab Pararaton sampe ke naskah raja-raja Tumapel & Majapahit. Tapi sayang nisan ini gak tau kenapa gak ke-save, padahal udah kefoto. Selain itu ada juga nisan punya Gubernur VOC terakhir yaitu Gerardus van Overstraten, pakar di bidang kepurbakalaan Indonesia Dr. W.F. Stutterheim, panglima militer Belanda & ada monumennya di Lapangan Banteng yaitu Andries Victor Michiels, pendeta Belanda & Uskup Gereja Katolik Roma Monsignor Walterus Jacobus Stall, teman dekat sekaligus penasihat Thomas Stamford Raffles & Olivia Raffles yaitu Layden.

Prasasti Proyek Pembangunan Gedung Kantor dan Gereja

Trus deket peti ini ada prasasti Dr. H. F. Roll, beliau kepala sekolah Dokter Jawa (yg namanya jadi STOVIA), yg sekarang namanya udah jadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia & gedung STOVIA jadi Museum Kebangkitan Nasional. Dr. H. F. Roll ini dokter dari Belanda yg berpikiran maju, dengan mengusulkan pendidikan kedokteran di Batavia harus sama dengan pendidikan dokter di Belanda, karena dia waktu itu ngeliat standar mutu sekolah kedokteran di Batavia jauh di bawah Belanda. Area sebelah kanan dari peti & Dr. H. F. Roll, kita bakal nemu kayak rumah kecil gitu yg biasa disebut dengan 'Rumah Bumi'. Di dalam rumah ini ada makam dari keluarga A. J. W. Van Delden, juru tulis di Indonesia Timur yg pernah memegang jabatan sebagai ketua perdagangan VOC. Di tahun 1864-1874, beliau jadi ketua Kamar Dagang & Industri di Batavia yg kemudian mengunjungi Australia di tahun 1866 dengan misi negosiasi soal pemberian subsidi dalam usaha membangun jalur uap kapal reguler yg menghubungkan Jawa sama Australia.

Next Post Previous Post



Untuk pemesanan produk dengan model, bahan dan ukuran diluar yang sudah kami sediakan silahkan hubungi kami.


ALFINA
Jl. Kanigoro Gg 4 No. 36 Dsn. Blumbang, Ds. Campurdarat, Kec. Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur 66272